Selasa, 26 Juni 2007

Surat Tuan Putri (3)

Surat Rindu Tuk Tuan Putri

Wajah Tuan Putri datang mengganggu dalam setiap desehan nafas Hamba malam ini. Jujurlah, pernahkah Tuan Putri merindui Hamba walau hanya dalam sekejap, seperti begitu ingin melihat Hamba, dan ingin selalu disamping Hamba? Entahlah, Hamba tidak tahu mengapa rindu Hamba pada Tuan Putri begitu kuat dalam setiap malam-malam Hamba, dan bahkan menjelang tidur Hamba selalu meminta pada Yang Maha Welas Asih agar dapat berjumpa dengan Tuan Putri, sekalipun itu hanya dalam mimpi. Lukisan yang pernah Tuan Putri berikan pada Hamba, merupakan satu-satunya obat pelipur rindu termujarab bagi hati Hamba dalam setiap kerinduan Hamba.

Tuan Putri, Hamba merasa malu pada diri sendiri dengan kerinduan yang seringkali datang ini. Tapi, apa boleh dikata, kerinduan Hamba pada Tuan Putri adalah tamu di taman hati yang sama tak pernah Hamba undang kedatangannya.

Untuk menghilangkan kerinduan ini, Hamba seringkali berjalan-jalan dengan tanpa di temani Si Putih. Dan tempat-tempat yang sering Hamba datangi dalam setiap kerinduan Hamba biasanya dataran-dataran yang tandus. Karena, dengan duduk seorang diri di dataran yang tandus dapat melihat keindahan bintang Venus, sebagai sebuah perwujudan Tuan Putri bagi Hamba disini.

Ampun, berjuta ampun, karena telah jatuh hati pada Tuan Putri. Katakan apa yang harus Hamba lakukan dengan perasaan Hamba ini? Hamba Tahu mencintai dan menyukai Tuan Putri merupakan kesalahan terbesar bagi seorang prajurit. Apalagi seorang panglima seperti Hamba ini. Namun, adakah penjelasan dalam kitab Empu Tantular, Mahabarata, macopat, atau dalam kitab Bima Sakti bahwa jatuh cinta adalah sesuatu yang terlarang?

Tuan Putri, hampir semua karya Yasadipura yang mengajarkan tentang etika, estetika, kebaikan dan keindahan sudah Hamba baca. Dan didalamnya tidak pernah Hamba temukan kalau mencintai itu perbuatan dosa. Hamba tidak sedang bermaksud membela diri,Tuan Putri. Sekedar hanya ingin menuliskan kejujuran hati hamba pada Tuan Putri.


Hamba Mendengar bulan ini adalah hari-hari yang penuh keberuntungan bagi Tuan Putri. Kebahagian Tuan Putri memiliki ruang tersendiri dihati Hamba. Kebahagian Tuan Putri merupakan doa’ Hamba. Hamba tidak ingin melihat Tuan Putri bersedih hati, gundah gulana, patah semangat, tidak bergairah, atau putus asa.

Dan sepanjang Hamba masih hidup, membahagiakan Tuan Putri merupakan sebuah kewajiban bagi Hamba. Semoga dewi Fortuna itu tidak hanya datang dalam bulan-bulan ini, tetapi selalu datang setiap saat kepada Tuan Puntri.

Tuan Putri, Hamba rela mengembara dalam jarak yang bermil-mil demi sebuah kebahagian Tuan Putri. Tidak peduli dengan terik panas, guyuran hujan, jalan yang terjal, hutan belukar, dan ketinggian gunung tetap akan Hamba hadapi demi sebuah kebagian Tuan Putri. Pengabdian Hamba pada tanah air ini tak lain sekedar hanya ingin melihat Tuan Putri bahagia selalu. Yah, semua apa yang hamba lakukan selama ini hanya untuk Anda, Tuan Putri

Cukuplah sampai disin kejujuran pena hati Hamba malam ini, karena Hamba harus mengambalikan benda kaca pencari energi pada teman Hamba. Dan juga untuk sekalian mencarikan beberapa lembaran daun yang dititahkan Tuan Putri pada Hamba sore tadi. Selamat Malam, Tuan Putri. Hamba amat sangat merindui Anda. Sungguh.




Sang Panglima
25.05.07

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Awalnya aku hanya suka membaca, tapi sejak umur berapa aku sudah tidak ingat lagi. Seiring berjalannya durasi waktu, aku sadar sekedar membaca tidaklah cukup dalam kehidupan yang hanya sesaat ini. Maka, mulailah aku menulis, menulis apa saja yang ingin aku tuliskan, sebab seorang penulis itu seperti seorang arkeolog yang aktivitasnya adalah mengumpulkan atau menggali fosil-fosil yang terpendam dalam tanah. Begitulah aku, akan kutuliskam setiap kali kutemukan penggalan-penggalan realitas yang ku temui di sepanjang ruas jalan kehidupan ini, biar di kehidupan mendatang apa yang ku tuliskan ini bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.

Arsip Blog

AKu

AKu
Menulislah, Nak!