Selasa, 26 Juni 2007

Surat Tuk Tuan Putri (4)

Hamba Kembali Menyapa.
Bagaimana keadaan Tuan Putri saat ini? Hamba dengar katanya Tuan Putri sedang sakit. Semoga itu hanya sakit biasa. Hamba baru usai dari sebuah peperangan yang cukup amat melelahkan. Kini sudah banyak daerah yang berhasil kami taklukkan. Tetapi, lagi-lagi hamba kehilangan banyak prajurit yang tangguh dan gagah berani.

Memang begitulah yang namanya pertempuran Tuan Putri, maut datang mengintai setiap waktu, entah dalam kecamuk perang atau di dalam tenda-tenda. Seorang teman yang hari ini duduk-duduk bersama mungkin hari ini, besok, atau lusa akan gugur satu-persatu. Tapi kami tidak akan pernah menyerah dan mundur. Kami tidak akan pernah merasa takut, walau musuh berlari dengan cepat sembari membawa tombak dan pedang, yang telah diasah untuk merobek dan menebas jiwa dan raga kami.

Lalu bagaimana dengan Tuan Putri sendiri. Takutkah Tuan Putri kalau Istana yang ditinggali saat ini suatu saat direbut oleh pihak musuh? Adakah ketakutan pada Tuan Putri kalau orang-orang yang saat ini setia pada Tuan Putri kelak akan meninggalkan Tuan Putri seorang diri?

Ketakutan dan kekawatiran itu mungkin sekali terjadi. Tuan Putri yang hamba hormati, tidak ada kepastian bahwa apa yang Tuan Putri sentuh sekarang ini besok akan bisa dipegang lagi. Begitu pun dengan singgasana Tuan Putri sendiri.

Maaf Tuan Putri, hamba tidak sedang menakut-nekuti. Hamba hanya sekedar ingin berbagi cerita yang sering hamba jalani sebagai seorang panglima. Dikehidupan ini tidak ada kekuasaan yang abadi, semua akan pudar bersama waktu.

Mungkin hanya cukup disini dulu surat hamba untuk Tuan Putri. Hamba akan kembali menyurati Tuan Putri tentu kalau hamba tidak gugur dalam sebuah pertempuran besok pagi.


Sang Panglima

Tidak ada komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Awalnya aku hanya suka membaca, tapi sejak umur berapa aku sudah tidak ingat lagi. Seiring berjalannya durasi waktu, aku sadar sekedar membaca tidaklah cukup dalam kehidupan yang hanya sesaat ini. Maka, mulailah aku menulis, menulis apa saja yang ingin aku tuliskan, sebab seorang penulis itu seperti seorang arkeolog yang aktivitasnya adalah mengumpulkan atau menggali fosil-fosil yang terpendam dalam tanah. Begitulah aku, akan kutuliskam setiap kali kutemukan penggalan-penggalan realitas yang ku temui di sepanjang ruas jalan kehidupan ini, biar di kehidupan mendatang apa yang ku tuliskan ini bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.

Arsip Blog

AKu

AKu
Menulislah, Nak!